IPA KELAS VIII
Dampak Negatif Bahan Kimia Rumah Tangga
20 - Januari - 2022 2,3K Share :Bahan kimia dalam pembersih, pemutih, pewangi, dan pestisida memberikan banyak manfaat, tetapi juga mengakibatkan efek negatif terhadap kesehatan manusia dan lingkungan.

Bahan kimia dalam pembersih, pemutih, pewangi, dan pestisida memberikan banyak manfaat, tetapi juga mengakibatkan efek negatif terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Beberapa efek samping bahan kimia dalam rumah tangga dan pencegahannya dijelaskan sebagai berikut.
Daftar Isi :
1. Pembersih
Pembersih berfungsi untuk menghilangkan kotoran. Salah satu contoh bahan pembersih adalah detergen Keras lunaknya detergen tergantung pada kadar pH (tingkat keasaman atau kebasaan) dan jenis zat-zat kimia, terutama dari bentuk rantai kimia dan jenis gugus fungsi surfaktan. Semakin panjang dan bercabang rantai surfaktan, semakin keras detergen tersebut. Kerasnya sifat detergen meningkatkan iritasi pada kulit . Sebagai contoh, detergen bubuk memiliki rantai surfaktan lebih panjang daripada detergen cair sehingga memiliki tingkat iritasi lebih tinggi. Namun di sisi lain, detergen bubuk mempunyai daya bersih lebih tinggi dibandingkan detergen cair. Detergen memiliki kadar pH sangat basa (9,5–12) sehingga bersifat korosif dan mengakibatkan iritasi pada kulit. Pemakaian detergen dapat mengakibatkan kulit terasa kering, melepuh, retak-retak, dan kulit tangan gampang mengelupas. Detergen juga menimbulkan eksim kulit semacam bintikbintik gatal berair di telapak tangan maupun kaki. Hal tersebut dapat diatasi dengan menghindari kontak langsung antara kulit dengan detergen. Jika sudah terlanjur kontak, tangan atau kaki yang terkena detergen harus cepat dibilas air bersih dan dikering kan.
Detergen mengandung bahan aktif ABS (Alkil Benzena Sulfonat). Bahan aktif ABS dalam detergen merupakan bahan kimia yang sulit diuraikan oleh mikroorganisme sehingga dapat mengakibatkan pencemaran air dan tanah. Jika air sungai sudah tercemar limbah detergen, bahan aktif dalam detergen akan terakumulasi di dalam tubuh hewan yang hidup di dalamnya. Selanjutnya, apabila hewan air dimakan manusia, dikhawatirkan bahan kimia dalam detergen akan terakumulasi di dalam jaringan tubuh manusia. Terakumulasinya bahan kimia ini di dalam tubuh dapat menimbulkan penyakit degeneratif semacam tumor atau kanker.
Selain akibat penguraian ABS, buih-buih yang berada di badan-badan air, sungai, atau danau dapat menghambat cahaya matahari masuk ke dalam air sehingga menghambat fotosintesis tumbuhan air. Akibatnya, rantai makanan terganggu. Senyawa fosfat yang ditambahkan dalam detergen merupakan nutrisi bagi tumbuhan. Akibatnya, ganggang dan eceng gondok dapat tumbuh tidak terkendali Ganggang dan eceng gondok yang mati akan mengendap di dasar sungai sehingga terjadi pendangkalan sungai.
Efek samping tersebut dapat dikurangi dengan cara memilih produk detergen yang ramah lingkungan. Detergen ramah lingkungan dapat dilihat dari logo pada kemasan yang bertuliskan biodegradable, yaitu bahan yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme seperti LAS. Bahan aktif LAS merupakan bahan yang ramah lingkungan karena struktur kimianya berbentuk rantai linear. Kamu dapat turut mencegah pencemaran lingkungan dengan cara menggunakan detergen sesuai takaran yang dianjurkan.
Bahan kimia dalam pembersih lainnya yang harus diwaspadai adalah senyawa fluoride dalam pasta gigi. Penggunaan fluoride dalam waktu lama mengakibatkan efek samping bagi tubuh. Senyawa fluoride apabila digunakan secara berlebihan akan mengakibatkan gigi keropos. Kadar minimal fluoride dalam pasta gigi yang ditetapkan WHO sebesar 800 ppm. BPOM menetapkan kadar aman fluoride dalam pasta gigi dewasa berkisar 800–1.500 ppm dan dalam pasta gigi anak-anak 250–500 ppm. Kandungan fluoride paling aman setidaknya 0,15% setiap kemasan pasta gigi. Oleh karena itu, sebaiknya memilih pasta gigi dengan kandungan fluoride di bawah 50%. Saat menyikat gigi, usahakan agar tidak menelan pasta gigi berfluoride. Hal ini biasa terjadi pada anak-anak. Fluoride yang masuk ke dalam lambung akan terakumulasi dan mengakibatkan overdosis fluoride dalam tubuh.
2. Pemutih
Pemutih memberi pengaruh positif yaitu dapat memutihkan pakaian atau kulit, tergantung jenis pemutihnya. Namun, bahan kimia yang terkandung di dalam pemutih mempunyai dampak negatif bagi tubuh. Natrium hipoklorit dan kalium hipoklorit bersifat racun bagi tubuh dan dapat mengakibatkan iritasi kulit dan saluran pernapasan. Bahan aktif natrium hipoklorit (Nacio) pada bahan pemutih pakaian jika tercampur dengan pembersih yang mengandung asam klorida akan menghasilkan gas klorin. Gas ini dapat mengiritasi tenggorokan dan sistem pernapasan. Bahkan, jika gas klorin terhirup dalam jumlah banyak dapat mengakibatkan kematian. Bahaya penggunaan pemutih tersebut dapat dikurangi dengan menggunakan produk pemutih pakaian hanya untuk noda yang tidak dapat dihilangkan oleh sabun atau detergen. Sebelum digunakan, produk pemutih pakaian sebaiknya diencerkan terlebih dahulu. Selain itu, penggunaan produk pemutih juga harus disesuaikan dengan jenis kainnya.
Bahan aktif pemutih dalam kosmetik di antaranya hidrokuinon, tretinoin, dan merkuri. Hidrokuinon merupakan bahan yang berbahaya. Jika hidrokuinon termakan dalam jumlah 5–15 gram dapat mengakibatkan anemia hemolitik (kerusakan sel darah merah). Dalam kosmetik, kandungan maksimal hidrokuinon yang diijinkan sebesar 2%. Kulit akan terasa seperti terbakar jika krim yang digunakan mempunyai kepekatan tinggi. Jika digunakan dalam waktu lama akan mengakibatkan benjolan kekuningan pada kulit, disebut okronosis. Sementara itu, tretinoin dapat memutihkan wajah dengan mengikis lapisan kulit sedikit demi sedikit. Pada saat bahan ini digunakan, kulit akan kelihatan merah, rasa pedih, kering, dan gatal-gatal. Bahan ini tidak boleh digunakan oleh ibu hamil karena dapat mengakibatkan cacat janin. Merkuri adalah bahan berbahaya bagi tubuh dan seharusnya tidak digunakan dalam kosmetik. Merkuri dapat merusak ginjal, mengakibatkan kanker, dan bayi lahir cacat. Upaya pencegahan efek samping pemutih kosmetik dapat dilakukan dengan mengurangi pemakaian pemutih terutama yang mengandung hidrokuinon dan tretinoin. Selain itu, memilih pemutih wajah tanpa merkuri juga termasuk upaya pencegahan efek samping pemutih.
Triklosan adalah bahan pewangi badan yang mempunyai kemampuan sebagai antiseptik. Oleh karena itu, triklosan sering digunakan dalam sabun, deodoran, kosmetik, dan losion pembersih. Akan tetapi, triklosan memiliki efek samping bagi tubuh. Triklosan yang ditambahkan dalam sabun akan bercampur dengan klorin dalam air keran membentuk kloroform. Kloroform merupakan bahan kimia yang bersifat karsinogenik (mengakibatkan kanker). Selain klorofrom, triklosan dan klorin juga akan menghasilkan 2,4-diklorofenol yang menjadi senyawa dioksin ketika terpapar sinar UV. Senyawa dioksin bersifat racun dan berpotensi mengganggu sistem hormon dalam tubuh.
3. Pewangi
Pewangi berdampak buruk bagi kesehatan jika digunakan secara berlebihan. Parfum mengandung bahan kimia seperti aseton, benzaldehida, benzil asetat, benzil alkohol, dan etil asetat. Bahan-bahan kimia tersebut dapat menimbulkan efek samping yang dapat mengganggu kesehatan manusia. Aseton menyebabkan mulut dan tenggorokan kering, mengantuk, depresi, dan kerusakan pita suara. Benzaldehida bersifat narkotik (ketergantungan), mengakibatkan iritasi kulit, mata, mulut, dan tenggorokan. Benzil asetat bersifat karsinogenik. Benzil alkohol menimbulkan iritasi saluran pernapasan atas dan penurunan tekanan darah. Etil asetat bersifat narkotik, merusak hati, dan mengakibatkan anemia. Pewangi dalam bentuk semprot mengandung kloro fluoro karbon (CFC) sebagai gas pendorong (propelan). Bahan ini mengakibatkan penipisan lapisan ozon. Lapisan ozon yang semakin tipis bahkan berlubang sangat berbahaya bagi kehidupan di bumi.
4. Pestisida
Pestisida sangat berbahaya bagi kesehatan dan kelestarian lingkungan. Pestisida tidak dapat diuraikan oleh mikrobia dalam tanah. Pestisida yang terserap tumbuhan atau hewan akan sulit terurai sehingga tetap berada dalam jaringan tumbuhan atau hewan. Dengan demikian, apabila tumbuhan dan hewan tersebut dimakan pemangsanya maka pemangsa juga akan keracunan. Jika tumbuhan dan hewan tersebut dimakan manusia, dapat menimbulkan berbagai masalah bagi kesehatan manusia, bahkan kematian. Sebagai contoh senyawa karbamat pada insektisida mengakibatkan kematian 10 warga Magelang pada tahun 2007.
Pestisida juga mengakibatkan hama menjadi resistan, bahkan memicu munculnya spesies baru. Spesies ini hanya dapat dikendalikan dengan pestisida dalam dosis yang lebih tinggi. Hal ini tentu akan menimbulkan pencemaran yang lebih besar terhadap lingkungan dan manusia. Oleh karena itu, pemakaian pestisida sebaiknya dikurangi atau diganti dengan pestisida alami. Pestisida alami dapat diperoleh dari bahan-bahan alami sehingga tidak merusak lingkungan. Misalkan menanam bunga lavender untuk mengusir nyamuk. Adapun penggunaan dan penyimpanan pestisida sebaiknya sesuai petunjuk pada label kemasan dan dilakukan secara hati-hati.
Dampak negatif bahan-bahan kimia yang terdapat dalam rumah tangga secara umum dapat dikurangi dengan beberapa cara berikut
- Penggunaan sesuai jenis dan fungsinya.
- Pemakaian sesuai aturan dan dosis yang ditentukan pada label kemasannya.
- Meletakkan di tempat yang aman dari api dan panas matahari.
- Dijauhkan dari makanan dan jangkauan anak-anak,
- Menggunakan pelindung saputangan atau masker dalam pemakaiannya,
- Menyimpan bahan kimia di dalam wadahnya sendiri, jauh dari bahan kimia lain, terutama bahan kimia yang reaktif seperti asam.
- Menyimpan bahan kimia selama diperlukan, jika tidak diperlukan lagi sebaiknya segera dibuang di tempat pembuangan khusus limbah B3.
Info Sekilas Gangguan karena Triklosan Hormon dan Kanker
Triklosan sendiri merupakan bahan yang mudah diserap oleh kulit. Dalam tubuh, triklosan mengganggu fungsi pengikatan hormon androgen pada pria dan estrogen pada wanita. Triklosan menghambat produksi hormon tiroid dan mengakibatkan kemunduran fungsi organ reproduksi.
Sumber
*) Dikutip dari berbagai sumber

Andi Tedy
Content Editor