Belajar Dari Mana Saja di tamanpustaka.com

Saat ini ada lebih dari 131 artikel gratis yang tersedia

Mulai Belajar

TEKNOLOGI PENDIDIKAN

Apa Itu Pembelajaran Koding? Yuk Guru, Kenalan Dulu!

12 - Juni - 2025  110  Share :

Yuk kenalan sama pembelajaran koding! Bekal wajib guru zaman now buat bantu siswa siap digital. Mulai dari dasar, ajarin dengan cara seru!


Di zaman yang serba digital ini, jadi guru nggak cukup cuma bisa ngajarin baca, tulis, dan hitung. Sekarang, kita juga perlu siap ngajarin koding alias cara berpikir ala komputer. Tenang, koding bukan buat bikin kamu pusing, tapi justru bisa bantu murid-murid kita berpikir lebih logis, kreatif, dan siap menghadapi masa depan. Nah, artikel ini bakal ngajak kamu kenalan sama apa itu pembelajaran koding, manfaatnya, dan kenapa guru zaman now harus melek teknologi. Yuk, kita bahas bareng!

Pengertian Pembelajaran Koding

Jadi gini, Bu dan Pak Guru… koding itu bukan cuma ngetik-ngetik kode warna-warni kayak di film-film hacker. Koding atau pemrograman sebenarnya adalah proses memberikan instruksi kepada komputer agar bisa melakukan sesuatu sesuai yang kita mau, misalnya menampilkan gambar, menghitung data, bahkan membuat game atau aplikasi.

Nah, pembelajaran koding adalah proses mengenalkan konsep-konsep ini ke peserta didik, dari tingkat dasar sampai menengah. Tapi tenang, tujuan utama dari pembelajaran ini bukan semata-mata supaya anak jadi programmer. Lebih penting lagi, supaya mereka punya kemampuan computational thinking alias berpikir secara logis, runtut, dan sistematis. Menurut Jeanette Wing (2006), ini adalah dasar dari semua penyelesaian masalah di era digital.

Dalam Naskah Akademik Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial (Kemendikdasmen, 2025), disebutkan bahwa pembelajaran koding dirancang untuk membentuk keterampilan esensial abad ke-21. Ini termasuk kemampuan menganalisis data, menyusun algoritma, memahami etika digital, dan merancang solusi berbasis teknologi. Bahkan untuk anak-anak SD, pembelajaran ini bisa dimulai dari aktivitas seperti menyusun pola, bermain puzzle logika, atau menggunakan aplikasi coding visual seperti Scratch.

Serunya lagi, belajar koding itu bisa pakai berbagai pendekatan, lho. Nggak selalu harus duduk di depan komputer. Ada metode unplugged alias tanpa alat digital, cukup pakai kartu, kertas, atau aktivitas fisik. Dengan cara ini, siswa tetap bisa belajar konsep dasar logika pemrograman dan algoritma secara menyenangkan. Di SMP, pembelajaran mulai naik level dengan pengenalan blok visual coding seperti Blockly, lalu di SMA bisa pakai bahasa pemrograman teks seperti Python.

Intinya, pembelajaran koding itu bukan semata urusan teknologi, tapi bagian dari strategi untuk menciptakan generasi yang melek digital dan siap berinovasi. Kita sebagai guru punya peran penting jadi jembatan menuju masa depan itu. Jadi yuk, mulai dari kenalan dulu… karena memahami apa itu koding, adalah langkah awal untuk bikin siswa kita #CakapDigital!

Sumber: Kemendikdasmen (2025). Naskah Akademik Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial. Jeanette Wing (2006), Computational Thinking.

Manfaat Pembelajaran Koding di Sekolah

Mungkin beberapa dari kita bertanya-tanya, “Emang penting banget ya ngajarin anak-anak koding dari sekolah?” Jawabannya: iya, penting banget! Karena pembelajaran koding bukan sekadar belajar bahasa komputer, tapi belajar cara berpikir, bernalar, dan menyelesaikan masalah secara cerdas.

Pertama, koding melatih berpikir komputasional atau computational thinking. Ini bukan hal teknis, tapi cara berpikir runtut dan sistematis. Anak-anak diajarkan untuk memecah masalah besar jadi bagian-bagian kecil (dekomposisi), mengenali pola, menyaring informasi penting (abstraksi), lalu menyusun langkah-langkah solusinya dalam bentuk algoritma. Ini skill yang sangat berguna, bahkan di luar dunia teknologi.

Kedua, koding juga melatih kreativitas dan problem solving. Anak jadi terbiasa mencoba-coba, gagal, memperbaiki, lalu berhasil. Proses ini membangun mental tangguh dan mindset inovatif yang sangat dibutuhkan di abad 21. Anak bisa bikin game sederhana, aplikasi interaktif, atau animasi edukatif. Belajar jadi seru, bukan cuma duduk diam dengerin teori!

Ketiga, pembelajaran koding mendukung pengembangan etika digital dan tanggung jawab sosial. Anak-anak belajar bahwa teknologi bukan sekadar alat, tapi punya dampak. Mereka dikenalkan pada konsep privasi data, keamanan siber, dan pentingnya menghargai karya digital orang lain.

Keempat, skill ini bikin anak jadi lebih siap menghadapi masa depan. Di dunia kerja nanti, hampir semua bidang butuh pemahaman dasar tentang teknologi. Bahkan profesi non-IT pun sekarang makin bersentuhan dengan data, AI, dan otomasi. Jadi, ngajarin koding sejak dini itu kayak kasih anak kita bekal survival buat dunia yang makin canggih.

Dan yang nggak kalah penting, pembelajaran koding bisa memperkecil kesenjangan digital. Dengan integrasi dalam kurikulum nasional, anak-anak di kota dan desa punya peluang belajar yang sama. Apalagi kalau diterapkan dengan metode unplugged, jadi tetap bisa jalan walau belum ada komputer canggih.

Intinya, manfaat koding bukan hanya soal teknologi, tapi soal cara kita membentuk generasi yang berpikir kritis, kreatif, dan siap menghadapi dunia. Jadi, yuk kita dukung pembelajaran koding di sekolah, mulai dari yang sederhana!

Sumber: Kemendikdasmen (2025). Naskah Akademik Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial. Wing, J. (2006). Computational Thinking. UNESCO AI Competency Framework (2024).

Kenapa Guru Perlu Paham Koding?

Pertanyaan klasik nih: “Saya kan guru, bukan programmer. Emang saya harus ngerti koding juga?” Jawabannya: iya, minimal paham dasarnya. Nggak perlu jago bikin aplikasi kompleks atau bikin AI kayak di film sci-fi, tapi sebagai guru, kita perlu ngerti konsep dasar koding supaya bisa membimbing siswa dengan benar.

Di era digital ini, guru bukan lagi satu-satunya sumber informasi. Murid bisa belajar dari internet, YouTube, dan aplikasi belajar. Tapi justru di sinilah peran guru makin penting: menjadi fasilitator dan navigator dalam proses belajar, termasuk dalam literasi digital dan pembelajaran koding.

Menurut Naskah Akademik Kemendikdasmen (2025), guru memiliki peran strategis dalam mengembangkan kemampuan berpikir komputasional peserta didik. Guru perlu memiliki kompetensi pedagogik dan profesional yang mendukung pembelajaran koding, terutama dalam membimbing siswa berpikir logis, menyusun algoritma, dan menerapkan etika digital.

Selain itu, berdasarkan UNESCO ICT Competency Framework for Teachers (2018), guru era digital idealnya mampu:

  • Memanfaatkan teknologi untuk mendukung proses belajar aktif, kolaboratif, dan kreatif
  • Memahami konsep digital citizenship dan mengajarkannya pada siswa
  • Mengembangkan materi ajar berbasis digital, termasuk konten koding

Jadi, saat kita paham koding, kita bisa mengintegrasikan konten teknologi dalam pembelajaran lintas mata pelajaran. Contoh sederhananya, guru Matematika bisa ngajak siswa belajar logika pemrograman untuk memahami pola bilangan. Guru IPS bisa mengajak siswa bikin timeline interaktif sejarah pakai tools visual programming. Kreatif banget, kan?

Apalagi sekarang sudah ada banyak pelatihan, bimtek, dan LMS (Learning Management System) dari Kemendikbudristek untuk bantu guru belajar koding. Bahkan, belajar bisa dilakukan secara bertahap—mulai dari metode unplugged yang nggak perlu komputer, hingga masuk ke coding berbasis blok seperti Scratch dan Blockly.

Intinya, guru nggak dituntut jadi ahli teknologi, tapi kita harus jadi pemimpin pembelajaran yang terus belajar. Dengan paham koding, kita bisa menyiapkan generasi yang nggak cuma bisa pakai teknologi, tapi juga bisa bikin, menciptakan, dan mengembangkan teknologi itu sendiri.

Sumber: Kemendikdasmen (2025). Naskah Akademik Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial; UNESCO (2018). ICT Competency Framework for Teachers; Wing, J. (2006). Computational Thinking.

Penutup

Jujur aja ya, sebagai guru, kadang kita suka ngos-ngosan ngikutin arah kebijakan pendidikan yang sering berubah. Hari ini Kurikulum 2013, besok Kurikulum Merdeka, entah nanti apalagi. Rasanya kayak kita diajak naik roller coaster tanpa tahu kapan turunnya.

Tapi di tengah semua perubahan itu, satu hal yang pasti: teknologi nggak nungguin kita. Dunia terus bergerak, dan anak-anak kita akan tumbuh dalam lingkungan yang sangat digital. Nah, daripada capek protes terus, lebih baik kita jadi guru yang adaptif. Kita belajar bareng, tumbuh bareng, dan tetap jadi cahaya buat siswa kita, meskipun arah angin kurikulum sering berubah-ubah.

Pembelajaran koding bisa jadi senjata kita buat tetap relevan. Ini bukan cuma soal teknologi, tapi tentang memberi siswa bekal untuk jadi pemikir kritis, problem solver, dan inovator masa depan. Kita mungkin nggak bisa mengontrol kebijakan dari atas, tapi kita bisa menentukan kualitas pembelajaran di kelas kita sendiri.

Jadi, yuk kita mulai dari hal kecil. Pahami koding, ajarkan dengan cara menyenangkan, dan jadikan teknologi sebagai sahabat dalam mengajar. Karena siapa tahu, justru dari ruang kelas kita, lahir generasi yang bisa bikin sistem pendidikan Indonesia lebih baik.

Semangat terus, Guru Pembelajar!

File Lampiran :

Apa Itu Pembelajaran Koding? Yuk Guru, Kenalan Dulu!

Ditulis oleh :


Aristo Bharata

Aristo Bharata

Founder tamanpustaka.com & guru di UPTD SPF SDN Sekarputih 1 Kecamatan Tegalampel Bondowoso

Artikel Terbaru


Paling Banyak Dibaca



Media Pendidikan Terbaru


Fitur Baru di tamanpustaka.com

Dapatkan Media Pembelajaran dan Aplikasi Pendukung Administrasi Sekolah Secara GRATIS.

Artikel Terbaru Lainnya

Temukan pilihan artikel terbaru lainnya yang telah kami siapkan khusus untuk Anda. Temukan beragam topik menarik, inspirasi, dan informasi terkini yang sayang untuk dilewatkan!

Temukan dan Ikuti Kami 

Terhubung lebih dekat dengan kami melalui media sosial! Dapatkan update terkini, informasi menarik, dan konten eksklusif langsung di feed Anda. Ikuti kami di semua platform favorit Anda dan jadilah bagian dari komunitas kami!

Tentang tamanpustaka.com

tamanpustaka.com menyajikan materi pelajaran, pengetahuan umum, serta media pembelajaran lengkap dengan gambar dan video untuk siswa hingga masyarakat umum.