BERITA PENDIDIKAN
Perbedaan TKA Dan Asesmen Nasional: Jangan Tertukar!
28 - Juni - 2025 51 Share :Bingung beda TKA dan Asesmen Nasional? Yuk, pahami perbedaan fungsi, peserta, dan tujuannya secara mudah dan ringan di sini!

Masih bingung membedakan TKA dan Asesmen Nasional? Tenang, kamu nggak sendirian, kok! Bahkan banyak guru, orang tua, dan murid yang masih suka tertukar antara keduanya. Keduanya sama-sama bentuk tes, tapi punya tujuan dan cara kerja yang sangat berbeda.
Saya sendiri, sebagai pendidik, sering banget dapat pertanyaan dari siswa dan wali murid: "Bu, ini ujiannya TKA atau Asesmen Nasional ya?" Nah, dari situ saya sadar kalau penting banget buat kita semua memahami perbedaannya. Soalnya, kalau kita tahu tujuan dan manfaat masing-masing, kita jadi bisa lebih siap dan nggak salah paham.
Artikel ini dibuat khusus buat kamu—guru, siswa SD, dan orang tua—dengan gaya bahasa yang santai dan mudah dipahami. Jadi, nggak perlu takut baca aturan yang tebal-tebal. Di sini kita akan bahas bedanya TKA dan AN secara ringan, tapi tetap lengkap dan bisa dipercaya. Informasinya diambil langsung dari regulasi resmi, pengalaman lapangan, dan praktik terbaik di sekolah.
Yuk, kita pelajari bareng-bareng supaya nggak bingung lagi. Karena dengan paham sejak awal, kamu bisa lebih percaya diri saat mendampingi anak belajar atau menghadapi ujian!
Apa Itu TKA?
TKA adalah singkatan dari Tes Kemampuan Akademik. Ini adalah tes nasional yang dirancang untuk mengetahui sejauh mana pemahaman murid terhadap pelajaran inti, seperti Bahasa Indonesia, Matematika, dan untuk jenjang lebih tinggi, juga Bahasa Inggris serta mata pelajaran pilihan lainnya.
Tapi jangan bayangkan TKA seperti ujian sekolah biasa, ya. TKA dibuat langsung oleh pemerintah, dan soalnya disusun berdasarkan kerangka asesmen yang resmi dan adil. Tujuannya bukan untuk menakut-nakuti murid, tapi justru untuk membantu mereka tahu di mana posisi mereka sekarang dalam belajar.
Dari sisi guru, TKA sangat berguna untuk memetakan capaian belajar siswa. Misalnya, jika banyak siswa kurang paham di bagian tertentu, guru bisa menyesuaikan kembali metode atau materi ajarnya. Saya sendiri pernah memakai hasil TKA sebagai bahan refleksi pembelajaran, dan hasilnya membantu banget!
Lalu, siapa saja sih yang ikut TKA? Nah, pesertanya cukup luas:
- Murid kelas 6 SD dan MI, sebagai bagian dari penilaian akhir jenjang
- Siswa Paket A, yaitu mereka yang belajar di jalur nonformal dan setara dengan SD
- Anak-anak homeschooling atau dari jalur pendidikan informal
Dan jangan lupa, TKA juga berlaku di jenjang SMP, SMA, dan sederajat. Jadi bukan hanya untuk anak SD saja. Bahkan hasilnya bisa digunakan sebagai bukti prestasi akademik kalau mau melanjutkan ke jenjang berikutnya. Cocok banget untuk jalur prestasi masuk SMP atau SMA!
Yang menarik, setiap peserta TKA akan mendapatkan sertifikat resmi dari pemerintah. Ini bukan cuma selembar kertas biasa, tapi dokumen penting yang menunjukkan capaian akademik murid dan bisa digunakan untuk berbagai keperluan pendidikan.
Intinya, TKA itu bukan sekadar tes. Ini adalah alat bantu belajar yang dirancang dengan serius, dan kalau dimanfaatkan dengan baik, bisa bikin proses belajar jadi lebih terarah dan menyenangkan!
Apa Itu Asesmen Nasional?
Kalau TKA fokus ke kemampuan akademik setiap murid, Asesmen Nasional (AN) punya tujuan yang beda, lho. AN bukan untuk menilai anak secara individu, melainkan untuk mengukur seberapa bagus mutu sekolah dalam memberikan layanan pendidikan.
Jadi jangan kaget ya, kalau hasil AN tidak muncul di rapor atau tidak menentukan kelulusan. Asesmen ini lebih seperti “cek kesehatan” bagi sekolah. Pemerintah ingin tahu apakah proses belajar di sekolah sudah berjalan dengan baik, dan apa saja yang perlu diperbaiki.
Apa saja sih yang diukur dalam AN? Fokusnya ada tiga:
- Literasi membaca – kemampuan memahami teks dan informasi
- Numerasi – kemampuan berpikir logis dan menyelesaikan masalah dengan angka
- Survei karakter – mengetahui nilai-nilai seperti kejujuran, toleransi, dan kemandirian di lingkungan sekolah
Yang ikut AN juga bukan cuma siswa, tapi juga guru dan kepala sekolah. Murid yang ikut pun bukan kelas akhir, tapi:
- Kelas 5 SD
- Kelas 8 SMP
- Kelas 11 SMA atau SMK
Kenapa bukan kelas akhir? Karena tujuannya bukan untuk seleksi atau syarat kelulusan. Dengan memilih kelas tengah, pemerintah bisa dapat gambaran lebih awal dan lengkap untuk memperbaiki kualitas belajar sebelum murid lulus.
Sebagai guru, saya melihat AN sangat bermanfaat untuk refleksi. Lewat hasil AN, sekolah bisa melihat area mana yang perlu ditingkatkan—bukan cuma soal pelajaran, tapi juga soal budaya sekolah dan kesejahteraan murid. Hasilnya membantu sekolah menjadi tempat belajar yang lebih ramah dan bermakna.
Jadi, AN bukan sekadar tes. Ia adalah bagian penting dari proses peningkatan pendidikan di Indonesia. Dengan data yang terkumpul, pemerintah bisa membuat kebijakan yang lebih tepat, dan sekolah bisa terus berkembang jadi lebih baik.
Perbandingan TKA vs Asesmen Nasional
Meskipun sekilas terlihat mirip karena sama-sama bentuk tes dari pemerintah, TKA (Tes Kemampuan Akademik) dan Asesmen Nasional (AN) punya perbedaan besar, lho! Nah, supaya tidak keliru, yuk kita lihat perbandingannya dari berbagai sisi.
Saya sering mendapat pertanyaan dari orang tua siswa, “Ini yang bulan depan ujiannya AN atau TKA, Bu?” Dari sini saya tahu betapa pentingnya menjelaskan perbedaan keduanya dengan sederhana. Bukan cuma soal nama, tapi juga tujuan, siapa yang ikut, dan apa yang dihasilkan dari tes tersebut.
Berikut ini adalah ringkasan perbandingan TKA dan AN yang bisa kamu lihat dengan mudah. Kalau kamu guru, murid, atau orang tua, tabel ini bisa banget dijadikan panduan:
Aspek | TKA (Tes Kemampuan Akademik) | Asesmen Nasional (AN) |
---|---|---|
Tujuan | Menilai capaian akademik siswa berdasarkan pelajaran inti | Menilai mutu sistem pendidikan secara menyeluruh di sekolah |
Peserta | Siswa kelas akhir SD, SMP, SMA serta jalur nonformal & informal | Siswa kelas 5, 8, 11 + guru dan kepala sekolah |
Hasil | Sertifikat resmi berisi nilai capaian individu, bisa untuk seleksi | Tidak berdampak langsung ke nilai murid, hanya untuk evaluasi sekolah |
Mata Uji | Bahasa Indonesia, Matematika, (Bahasa Inggris), dan pelajaran pilihan | Literasi, Numerasi, dan Survei Karakter |
Kegunaan | Seleksi jalur prestasi, penyetaraan belajar, pemetaan capaian akademik | Perbaikan sistem belajar, pelatihan guru, dan penguatan budaya sekolah |
Seperti yang terlihat dari tabel di atas, TKA lebih fokus ke capaian individu, sedangkan Asesmen Nasional melihat kualitas pendidikan dari sisi sistem. Jadi meskipun sama-sama penting, tujuannya sangat berbeda.
Kita bisa bilang, TKA membantu murid berkembang secara personal, sementara AN membantu sekolah dan guru berkembang secara menyeluruh. Dua-duanya saling melengkapi dan dirancang agar pendidikan Indonesia jadi lebih adil, berkualitas, dan terus meningkat.
Dengan memahami perbedaannya, kita bisa lebih siap menghadapi keduanya tanpa bingung. Dan yang paling penting, kita jadi tahu bagaimana mendukung anak atau murid dengan cara yang tepat.
Kenapa Keduanya Penting?
Banyak yang mengira TKA dan Asesmen Nasional saling menggantikan. Padahal, kenyataannya justru sebaliknya: keduanya saling melengkapi. Masing-masing punya peran unik dalam sistem pendidikan kita. Ibarat dua sisi dari satu koin, TKA melihat kemampuan belajar dari sisi individu, sementara AN melihat suasana dan kualitas belajar dari sisi lingkungan sekolah.
Misalnya, dengan adanya TKA, murid jadi tahu sampai di mana mereka memahami pelajaran. Ini penting banget, apalagi untuk mereka yang mau lanjut ke jenjang berikutnya lewat jalur prestasi. Guru juga diuntungkan karena bisa mengevaluasi metode pengajaran berdasarkan hasil TKA. Bahkan saya pribadi sering menjadikan data TKA sebagai bahan rapat evaluasi bersama rekan guru.
Tak kalah penting, orang tua juga mendapat gambaran perkembangan anaknya lewat hasil TKA. Mereka jadi bisa mendukung belajar di rumah secara lebih terarah. Dan dari sisi pemerintah, data TKA menjadi bahan penting untuk menyusun kebijakan pendidikan yang lebih adil dan tepat sasaran.
Nah, Asesmen Nasional fokusnya berbeda. Ia tidak melihat satu per satu anak, tapi bagaimana suasana belajar secara umum. Dari hasil AN, sekolah bisa tahu apakah cara mengajar sudah sesuai, apakah siswa merasa aman dan nyaman di sekolah, dan bagaimana karakter positif seperti kejujuran, gotong royong, serta tanggung jawab ditanamkan.
Bagi guru dan kepala sekolah, AN seperti cermin besar yang menunjukkan bagian-bagian yang perlu diperbaiki—baik itu dari segi strategi pembelajaran, pengelolaan kelas, atau dukungan dari lingkungan sekolah itu sendiri.
Jadi bisa disimpulkan, TKA membantu setiap anak tumbuh sesuai potensinya, sementara AN membantu seluruh sekolah berkembang sebagai komunitas belajar. Kalau keduanya berjalan seimbang, maka pendidikan kita bisa makin maju dan memberi manfaat nyata, bukan hanya di atas kertas, tapi di dunia nyata tempat anak-anak kita bertumbuh.
Penutup & Ajakan
Nah, sekarang kamu sudah paham kan, apa itu TKA dan Asesmen Nasional? Meskipun keduanya sama-sama berupa tes, ternyata tujuan, peserta, dan manfaatnya berbeda. Jadi, jangan sampai keliru lagi, ya!
Yang penting kita ingat, keduanya dibuat bukan untuk menakut-nakuti atau membebani siswa. Justru sebaliknya, tes ini dibuat untuk mendukung kita semua—baik siswa, guru, maupun sekolah—agar bisa terus berkembang dan belajar dengan lebih baik.
Saya pribadi percaya, kalau kita paham cara kerja sistem pendidikan, kita akan jadi bagian penting dalam memperbaikinya. Apakah kamu seorang guru yang ingin menyiapkan siswa dengan lebih baik? Atau orang tua yang ingin mendampingi anak belajar dengan cara yang tepat? Atau murid yang sedang mempersiapkan diri? Semua punya peran yang berarti.
Jadi, yuk terus semangat belajar! Ingat, belajar bukan tentang siapa yang paling cepat sampai, tapi siapa yang terus berjalan. Dengan semangat, dukungan, dan pemahaman yang benar, kita bisa bareng-bareng menciptakan pendidikan yang lebih adil dan menyenangkan.
Kalau kamu merasa artikel ini bermanfaat, jangan ragu untuk bagikan ke teman-teman, komunitas guru, atau grup belajar. Kamu juga bisa mengunduh versi PDF-nya untuk dibaca kapan saja, atau dijadikan bahan diskusi di kelas. Semakin banyak yang tahu, semakin besar dampaknya untuk masa depan pendidikan Indonesia.

Aristo Bharata
Founder tamanpustaka.com & guru di UPTD SPF SDN Sekarputih 1 Kecamatan Tegalampel Bondowoso